KEPEMIMPINAN
VISIONER
A.
Pengertian
Kepemimpinan Visioner
Pemimpin visioner
adalah pemimpin yang mempunyai suatu pandangan visi misi yang jelas dalam
organisasi, pemimpin visioner sangat cerdas dalam mengamati suatu kejadian di
masa depan dan dapat menggambarkan visi misinya dengan jelas, dapat
membangkitkan semangat para anggota denga memotivasi serta imajinasinya untuk
membuat suatu organisasi lebih hidup, menggerakkan semua komponen yang ada
dalam organisasi agar untuk perkembangan organisasi tersebut
Kepemimpinan Visioner
(visionary leadership) adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan,
mengkomunikasikan, mensosialisasikan, mentransformasikan, dan
mengimplementasikan pemikira-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau
sebagai hasil interaksi sosial antara anggota organisasi dan stakeholders yang
diyakini sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang dicapai melalui
komitmen dari semua personil.
B.
Karakteristik
Pemimpin Visioner
Kepemimpinan visioner
memiliki cirri-ciri yang menggambarkan segala sikap dan perilaku yang
menunjukkan kepemimpinannya dengan berorientasi pada pencapaian visi, mauh
memandang kedepan dan terbiasa menghadapi segala tantangan dan resiko.
Ciri-Ciri
Kepemimpinan Visioner adalah sebagai berikut :
1. Berwawasan
kedepan, pemimpin visioner mempunyai pandangan yang jelas terhadap suatu visi
yang ingin di capai untuk perkembangan organisasi.
2. Berani
bertindak dalam meraih tujuan, penuh percaya diri, tidak peragu dan selalu siap
menghadapi resiko.
3. Mampu
menggalang orang lain untuk kerja keras dan kerjasama dalam mencapai tujuan.
4. Mampu
merumuskan visi yang jelas, inspirasional dan menggugah, mengelola mimpi
menjadi kenyataan.
5. Mampu
mengubah visi ke dalam aksi, dalam artian dapat merumuskan visi kedalam misinya
yang selanjutnya dapat diserap anggota organisasi dan dapat menjadi bahan acuan
dalam melangkahkedepan.
6. Berpegang
erat kepada nilai-nilai spiritual yang diyakininya.
7. Membangun
hubugnan (relationship) secara efektif, pemimpin visioner sangatlah andai dalam
membangun hubungan antar anggota dalam memotivasi, member dorongan, membuat
anggotanya lebih maju dan mandiri.
8. Inovativ
dan proaktif, dalam artian cara berfikir pemimpin visioner sangatlah kreatif,
mengubah berfikir konvensional menjadi paradigm
baru dan selalu mengamati langkah langkah kedepan dan isu-isu terbaru
tentang organisasi.
C.
Kemampuan
pemimpinyang visioner
Kemampuan Khusus :
a. Merumuskan
dan menjual visi serta mengelola organisasi secara professional.
b. Mendapatkan
respek dan kepercayaan dari anggota kelompok untuk mer3ealisasikan visi yang
ditetapkan.
c. Memiliki
integritas, kompetensi, konsistensi, loyal dan terbuka.
d. Menstimuli
motivasi karyawan untuk menghasilkan karya yang inovatif dan kreatif.
e. Mengakomodir
ego dan kepentingan individu serta kelompok demi merealisasikan visi
organisasi.
f. Memiliki
perhatian kepada anggota dalam usaha membimbing, member nasehat dan penilaian
kerja yang adil.
g. Memiliki
human skill terutama dalam usaha
untuk memecahkan konflik antar anggota serta memiliki kemampuan oral persuasion
Kemampuan khusus
pemimpin visioner, diantaranya :
a. Difficult Learning,
mempunyai kemampuan dalam mengidentifikasi problem yang belum diketahui dan
belum ada pemecahannya.
b. Maximixing Energy,
memaksimalkan energy dalam usaha untuk mengambil keputusan berkualitas melalui
mindset yang sifatnya kompromistis.
c. Resonant Simplicity,
menggunakan logika sederhana yang menjadi keunggulan dalam sebuah persaingan.
d. Multiple Focus,
memiliki fokus pada kegiatan yang strategis maupun non strategis.
e. Mastering Inner Sense
memiliki prediksi tidak hanya berdasarkan logika dan rasio dari berbagai data
tetapi juga memiliki intuisi dari inner
sense yang menuntut kepada keputusan yang cepat dalam kondisi tertentu.
D.
Tahapan
Penciptaan Visi Pemimpin Visioner
Pemimpin yang visioner
mampu menciptakan visi yang jelas dan terarah melalui beberapa tahapan sebagai
berikut :
1. Trend
Watching, memprediksi berbagai kemungkinan yang ada di masa depan melalui
data-data dan juga inner sense yang dimiliki, sehingga dapat mendeteksi arah
perubahan di masa dating dan juga berbagai peluang yang tersembunyi sekaligus
meminimalkan resiko yang ada.
2. Envisioning,
perumusan visi berdasarkan pengamatan trend perubahan awal yang akan terjadi
pada masa mendatang. Tahapan ini mampu menggambarkan pikiran yang melampaui
ralitas saat ini, menciptakan gambaran yang kondisi yang belum pernah dan yang
akan dicapai di masa mendatang.
Langkah-langkah
menuju kepemimpinan visioner sebagai berikut :
1. Ciptakan
visi ke depan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan visi yang
jelas, Imajinasikan mimpi apa yang ingin diterjemahkan dalam sebuah visi agar
memberikan paradigm baru atau perubahan baru yang baik untuk masa depan.
2. Merumuskan
visi tersebut, apabila visi sudah dibuat diikuti dengan merumuskan visi
tersebut bersama bawahan atau anggota. Rumuskan apa, bagaimana, siapa, mengapa,
kenapa visi tersebut. Uraikan mulai dari mendefinisikan visi (apa) bagaimana
cara menjalankan visi, siapa yang akan disasar, mengapa visi tersebut baik, dan
kenapa harus dijalankan.
3. Mentransformasikan
visi, kemudian komunikasikan visi tersebut ke seluruh anggota dan tularkan
kesemua elemen yang di tuju.
4. Mengimplementasikan
visi, mengubah visi menjadi aksi nyata. Penjabaran yang sudah dirumuskan diubah
menjadi suatu aksi nyata menuju visi yang dibuat tadi.
E.
Kepemimpinan
Visioner dan Reformasi Birokrasi
Di dalam era
globalisasi terjadi interkoneksi pengaruh dari faktor-faktor politik,
teknologi, budaya dan ekonomi. Hal itu difasilitasi oleh dominasi kemajuan
peningkatan komunikasi dan teknologi sedemikian rupa sehingga menghasilkan : uncertainty, complexity dan competition (Silalahi, 2010).
Memperhatikan
perkembangan globalisasi tersebut, maka kepemimpinan nasional harul mempunyai
pandangan jauh kedepan atau mempunyai visi yang jelas, yang mampu menjangkau
ketidak menentuan dalam lingkungan yang cepat berubah. Kepemimpinan nasional
tersebut memerlukan suatu sistem manajemen nasional (sismennas) untuk
menjalankan mekanisme siklus penyelenggaraan Negara dan dapat menggerakkan
seluruh tatanan untuk mengantisipasi perubahan dan mendukung keberlangsungan
kehidupan nasional.
Sismennas merupakan
sistem manajemen pengembangan yang dilandasi kaidah manajemen universal di
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dilandasi tatanilai
ideology dalam rangka mewujudkan tujuan nasional (Pokja Sismennas, 2010;
Mustopadidjaya, 2004).
Fungsi |Sismennas
adalah memandu penyelenggaraan pemerintah dan engendalian. Konsep Sismennas
sesuai dengan sistem kepemimpinan nasional meliputi : struktur, substansi dan
budaya. Kepemimpinan da dalam sismennas mengawal, melaksanakan proses dan menghimpun usaha-usaha untuk mencapai
kehematan (ekonomis), daya guna (efisien), dan hasil guna (efektif) sebesar
mungkin dalam menggunakan sumber dana dan sumber daya nasional dalam rangka mewujudkan
tujuan nasional (Pokja Sismennas, 2010).
a.
Mengawal
Perubahan
Pagon et al, (2008_
menyatakan bahwa kepemimpinan membutuhkankompetensi individu (antecendent),
kognitif (cognitive), fungsional (functional) dan sosial (personal nd social).
Kompetensi individu
merupakan atribut melekat kepada diri seseorang pemimpin. Kompetensi individu
misalnya. Pendidikan, memberikan pengaruh yang kuat kepada misalnyakompetensi
kognitif. Kompetensi kognitif memberikan
landasan penguasaan pengetahuan umum, hokum, teori dan konsep.
Kompetensi fungsional
merupakan penguasaan keterampilan untuk problem solving dalam kegiatan
sehari-hari.
Kompetensi sosial
merupakan kebutuhan untuk pembinaan hubungan dengan individu atau sosial.
Seluruh dari kompetensi tersebut harus dipadukan dengankarakter organisasi
antara lain visi, misi, value, dan tujuan. Perpaduan tersebut akan membawa
perubahan (change management)
Dari uraian diatas,
kepemimpinan nasional bangsa Indonesia nampaknya menghadapi dua isyu yang juga
menjadi tantangan bisnis global, yakni cross-cultural management dan chane
management.
b.
Reformasi
Birokrasi
Kepemimpinan nasional
harus dapat berfingsi mengawal proses pembangunan dan hasil-hasilnya dapat
dirasakan oleh warga bangsa di seluruh nusantara. Konsepsi membutuhkan
sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, berkemampuan iptek dan seni yang
dilandasi nilai-nilai ideology bangsa serta dapat berinteraksi dengan komponen
bangsa lainnya dalam hidup bersama yang bermanfaat.
Kepemimpinan nasional
harus dapat mengawal strategi implementasi reformasi birokrasi (PURB, 2008)
yakni (i) membangun kepercayaan masyarakan, (ii) membangun komitmen dan
partisipasi, (iii) mengubah pola piker budaya dan nilai-nilai kerja dan (iv)
memastikan keberlangsungan berjalannya sistem dan mengantisipasi terjadinya
perubahan.
Strategi implementasi
reformasi birokrasi bukan hal teknis semata, tetapi membutuhkan kemampuan
kepemimpinan extraordinary untuk menjalankannya pada tantanan Sismennas.
Dari uraian diatas
timbul pertanyaan bagaimanakah memastikan keadaan kepemimpinan nasional yang
visioner untuk menjalankan reformasi birokrasi. Berikut diskripsikan 3 masalah
pokok :
1. Kualitas
kepemimpinan belum memadai. Para pemimpin pusat atau daerah sebagian masih
belum memahami aspek-aspek kepemimpinan untuk menjalankan Sismennas. Faktanya
masih banyak para pemimpin nasional yang berbeda didaerah lebih berorientasi
daerahnya masing-masing.
2. Reformasi
birokrasi belum seluruhnya diterapkan dan masih sedang berjalan. Sekalipun
panduan reformasi telah ditetapkan (melakui RPMN 2010-2014, PURB, 2008, dan
Pedoman Pengajuan Dokumen usulan Reformasi Birokrasi, namun belum banyak
kementrian lembaga dan pemerintah daerah yang berpartisipasi.
3. Penegakan
hokum belum efektif. Sejauh ini instrument peraturan penegakan hokum untuk
pembinaan SDM sudah ada, baik menyangkut disiplin, pidana, perdata, atau
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Namun demikian implementasi secara
sungguh-sungguh belum konsisten pada seluruh instansi.
Berjalannya
reformasi birokrasi sesungguhnya merupakan upaya dan momentum penting penegakan
hokum, karena reformasi birokrasi dapat menjadi tolok ukur untuk membangun
komitmen perubahan kepada setiap pimpinan dan seluruh anak buahnya.
Upaya
pemecahan masalah terhadap berbagai persoalan di atas diuraikan sebagai berikut
: Pertama , peningkatan kualitas kepemimpinan. Kedua, Percepatan pelaksanaan
reformasi birokrasi. Ketiga : Penegakan hokum reformasi birokrasi
Sumber : https://ibnunsr.wordpress.com/
Artikel tentang Kepemimpinan Visioner -pdf. ( KLIK DISINI )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar